var addthis_config = {"data_track_addressbar":true};

toneng.blogspot.com

Selasa, 28 Februari 2012

SDN 1 Kebun Baru Juara I Footsall Disdik Kota Langsa 2012

Kota Langsa - Sekolah Dasar Negeri 1 Kebun Baru Kota Langsa meraih juara I piala bergilir Footsall Dinas Pendidikan Kota Langsa 2012. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang ketiga kalinya digelar Dinas Pendidikan Kota Langsa yang diikuti 59 Club dari seluruh Sekolah Dasar se Kota Langsa.

Penyerahan hadiah tersebut dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Langsa Drs.Mustafa yang diwakili Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Prasekolah Drs.Marzuki.

Adapun juara ke II diraih SDN Sungai Lueng, untuk juara ke III diraih MIN 140 Langsa dan juara ke IV jatuh kepada SDN Langsa Lama. Selain mendapatkan piala, juara-juara tersebut juga memeperoleh sejumlah dana pembinaan dari panitia pelaksana.

Kepala Sekolah Negeri 1 Kebun Baru Drs.H.Muhammad mengatakan, sangat bangga dengan kemenangan ini dan akan mempertahankannya serta akan memacu untuk mengembangkan bakat anak-anak tersebut.

“Kami pihak sekolah sangat bangga pada anak-anak kami bisa mendapat juara 1 dalam pertandingan footsall Sekolah Dasar se Kota Langsa, jauh hari sebelumnya kami telah melakukan persiapan latihan-latihan pada sore hari yang dibina oleh guru olah raga pak Azhar, kami juga menyediakan fasilitas dalam rangka persiapan perlombaan tersebut”. Ungkap Muhammad.

Sementara Ketua Pelaksana Abdulrahman Ama, Pd mengatakan, juara-juara tersebut juga akan dipersiapkan dalam rangka mengikuti Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional (O2SN) ditingkat provinsi pada pertengahan tahun ini.

Selain itu kata Abdulrahman, pihaknya akan membuat suatu wadah guru olah raga di Kota Langsa yang nantinya bisa meningkatkan SDM siswa untuk dapat meraih prestasi yang lebih baik pada event-event selanjutnya hingga ketingkat Nasional.

MAPIGUS SMAN 5 Langsa di Lantik

Kota Langsa - Ketua Majelis Pembimbing Pramuka Kwarcab Kota Langsa Drs.Zulkifli Zainon, MM melantik Pengurus  Majelis Pembimbing dan Pengurus Gugus Depan L.121-L.122 SMAN 5 Langsa.

Dalam pidatonya, Ketua Majelis Pembimbing Cabang yang juga Walikota Langsa Drs.Zulkifli Zainon mengatakan, gerakan pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan sesuai ketetapan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2010.
Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup dan akhlak mulia melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.

Sekolah merupakan sumber daya manusia yang majemuk. Kemajuan ini diperlukan suatu kesatuan dan persatuan, saling bahu membahu dalam mencari suatu keberhasilan.

Keberhasilan gerakan pramuka telah teruji terhadap berbagai aktivitas nyata yang telah dilahirkan oleh gerakan pramuka. Gerakan Kwartir Cabang Kota Langsa dalam beberapa tahun belakangan ini, telah mengukir prestasi dan membawa nama baik gerakan pramuka di Aceh pada umumnya, dan Kwarcab Kota Langsa pada Khususnya.

Prestasi-prestasi diantaranya, mengirimkan satu orang pramuka penegak putri ke Philipina, mengikuti jambore Internasional dan merupakan pramuka tergiat tahun 2010 se Aceh.

Selain itu, Kwarcab Kota Langsa juga telah mengirimkan empat orang pramuka penegak ke Korea Selatan, pada tahun 2011 lalu Kwarcab Kota Langsa telah mewakili Negara Republik  Indonesia dengan mengirimkan empat orang pramuka penegak mengikuti jambore Dunia di Swedia dan dalam tahun ini akan memberangkatkan satu orang pramuka penegak putri ke Sri Langka pada maret mendatang. 


Minggu, 26 Februari 2012

Apa ituuuuuuuuuuuuuuuuuu???????????????/

Hi..hi....hi....hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii....................................

Sabtu, 25 Februari 2012

206 Siswa SD Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara Ikuti Olimpiade Sains Kuark 2012

Lhokseumawe - Sebanyak 206 siswa dari 20 Sekolah Dasar (SD) di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, beberapa hari lalu mengikuti  Olimpiade Sains Kuark 2012. Kegiatan itu dipusatkan, di Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, kawasan Panggoi, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Dimana Sekolah Sukma Bangsa itu menjadi host penyelenggaraan Olimpiade Sains Kuark bekerjasama dengan Pengajar Muda Gerakan Indonesia Mengajar dan didukung oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Utara.
                        
Olimpiade Sains Kuark melibatkan siswa sekolah dasar mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 yang dibagi dalam 3 kategori level. Tentunya, melalui Olimpiade Sains Kuark (OSK) itu dapat memberikan kesempatan sama bagi anak-anak yang berada di daerah terpencil agar bisa mengikuti kompetisi berskala nasional. Bahkan, sekaligus untuk mengukur tingkat kemampuan anak-anak tersebut dibandingkan daerah-daerah yang memiliki akses fasilitas pendidikan yang lebih baik.
                     
 “Jadi OSK itu dibuat dengan tujuan untuk mendorong percepatan peningkatan kualitas pembelajaran sains menuju kepada standar yang sama dan sekaligus mendorong semangat dan kemauan anak untuk berkompetisi secara jujur dan adil,”ucap Pengajar Muda Aceh Utara Indonesia Mengajar, Erma Dwi P, didampingi rekannya, Dimas Sandya S, Duddy Abdullah, Atika Fara Amalia, Pemi Ludi L dan Milastri Muzakkar, kepada Rakyat Aceh, kemarin. Kata mereka, Olimpiade ini sebagai ajang kompetisi, diharapkan mampu menjadi wadah yang tepat dalam meningkatkan kompetensi siswa.
        
             
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Aceh Utara, Razali, saat dikonfirmasi Rakyat Aceh, mengatakan, pihaknya sangat mendukung program OSK tersebut. Apalagi, untuk Aceh Utara diikuti oleh siswa sekolah dasar (SD) dari pedesaan dan kegiatan OSK itu diprakarai oleh Pengajar Muda Gerakan Indonesia Mengajar di Kabupaten Aceh Utara. “Selama 7 bulan ini ada enam pengajar muda Indonesia Mengajar yang ditempatkan di Aceh Utara, dan mengajar di enam sekolah dasar terpencil,” ujarnya, seraya menambahkan, mereka mengajar di SDN 16 Kuta Makmur, SDN 25 Sawang, SDN 6 Paya Bakong, SDN 7 Paya Bakong, SDN 2 Langkahan dan SDN 4 Langkahan. Tentunya, program Olimpiade Sains Kuark
                   
 
Direktur Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, Mahyudin juga menyebutkan, momentum Olimpiade Sains Kuark itu dapat dimanfaatkan oleh para siswa untuk bersaing dan menguji kemampuannya. Sementara 20 sekolah dasar (SD) yang mengikuti OSK yakni, SD Sukma Bangsa Lhokseumawe, SD Sukma Bangsa Bireuen, SDN 1 Banda Sakti Lhokseumawe, SDN 2 Banda Sakti Lhokseumawe, SDN 5 Banda Sakti Lhokseumawe, SDN 2 Pirak Timu, SDN 4 Pirak Timu, SDN 6 Payabakong dan SDN 7 Payabakong. Kemudian SDN 2 Langkahan, SDN 4 Langkahan, SDN 1 Sawang, SDN 4 Sawang, SDN 5 Sawang, SDN 24 Sawang, SDN 25 Sawang, SDN 16 Kutamakmur, SDN 2 Cot Girek, SDN 5 Samudera, SDN 2 Meurah Mulia. (Budiman)

Dua Orang Mahasiswa STAIN Malikussaleh Lhokseumawe Mendapat Beasiswa

Aceh Utara - Mahasiswa STAIN Malikussaleh Lhokseumawe Jurusan Bahasa Inggris, Abdul Rajab dan Rahmiyati berhasil memperoleh beasiswa unggulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Mereka masing-masing mendapat uang tunai sebesar Rp 25 juta.
          
Namun uang tersebut dikirim secara bertahap sampai kami menyelesaikan pendidikan strata satu. Kami menerima kabar dari kementerian dua hari lalu bahwa kami menjadi mahasiswa yang mendapat beasiswa itu. Dari 3.000 mahasiswa lain dari seluruh Indonesia, untuk tahun ini hanya enam orang yang mendapat beasiswa tersebut,” ujar Rahmiyati kepada wartawan kemarin.
             
Untuk mendapat prediket biayasiswa kita  sebagai peserta  wajib menulis karya ilmiah. “Saya menulis karya ilmiah dengan judul ‘Kualitas Pendidikan Anak di Desa Kaye Panyang, Blang Mangat, Lhokseumawe.’ Sedangkan Abdul Rajab menulis karya ilmiah ‘Peningkatan Sistem Belajar Mengajar di SDN 5 Padang Sakti, Lhokseumawe,” jelasnya.
             
Dengan keberhasilan kami meraih  beasiswa itu,kami lebih rajin untuk belajar lagi. “Kami wajib dapat IPK 3,50 dan wajib menyelesaikan pendidikan S1. Jika tidak, kami harus mengembalikan beasiswa itu ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,” ujar Abdul Rajab. (Budiman)

SMA N 8 dan SD N 2 Kota Banda Aceh Gelar Maulid

Banda Aceh - Baru-baru ini SMA Negeri 8 Kota Banda Aceh menggelar Maulid Nabi bersama para Murud, Dewan Guru dan Komite Sekolah.kepala Sekolah SMA N 8 A. Gani Yahya Melalui Wakil Kesiswaan Drs. Amiruddin mengatakan pihaknya memang mengadakan maulid disetiap tahunnya dikarenakan pada tahun ini SMA N 8 sudah mempunyai fasilitas sendiri yang terdiri dari tenda, kursi, Penceramah udah ada dari SMA N 8 dan kita memakai dana Anggaran Sekolah.

Sebulum kita menggelar maulid terlebih dahulu menggelar aneka perlombaan yang terdiri dari MTQ, Azan dan Pidato yang pesertanya terdiri dari perwakilan masing-maing kelas, Pada maulid tahun ini ada perbedaan dari tahun sebelunnya kita banyak mengundang sekolah-sekilah yang berdekatan dengan SMA N 8 tapi maulid kali ini kita cukup dengan warga SMA N 8 saja dikerenakan kita mengadakan zikir sehingga siswa/I SMA N 8 dapat lebih khusuk dalam berzikir

Berkaitan dengan Ujian Akhir Nasional, Wakil Kesiswaan Drs. Amiruddin menambahkan kita telah mengadakan pembelajaran pada sore hari dikarenakan banyak mata pembelajaran yang harus mereka ulang-ulang mulai dari pembelajaran kelas 1 sampai dengan kelas 3  dan kita juga telah menggelar Tryout pertama bagi siswa/i.

SD  N 2 Banda Aceh

Sementara itu SD Negeri 2 Kota Banda Aceh Juga menggelar acara maulid, kegiatan tersebut dihadiri oleh Murid SD N 2, wali Murid, Dewan guru Beserta Komite Sekolah .

Kepala Sekolah SD N 2 Banda Aceh Nani Irawati SPd mengharapkan dengan digelarnya maulid nabi agar para anak didik kita dapat mengetahui kisah sejarah dan perjalanan Nabi Muhammad SAW yang membawa perubahan yang sangat besar sehingga kita dapat merasakannya pada saat ini. ( Henry Silva )

Ketua MPD Agra DR (HC) H.Jamidin Hamdani S.sos : Nasib Guru Terpencil Terabaikan

Kutacane - Ketua Majelis Pendidikan Daerah Kabupaten Aceh Tenggara Agara DR (HC) H Jamidin Hamdani, S Sos, menyesalkan lambannya pencairan dana bantuan bagi guru terpencil pada tahun anggaran 2011.
“Guru tersebut merupakan orang paling berjasa dalam menegakkan panji pendidikan hingga ke pelosok dan pedalaman Desa di Aceh Tenggara. Tapi kenapa sekarang nasib mereka terabaikan”. Kata Jamidin ketika dihubungi Jurnal Publik , Senin (20/2) lalu.
Lebih lanjut Jamidin mengatakan, pemerintah daerah ini seharusnya lebih mengutamakan dan memperjuangkan nasib para guru terpencil, baik yang berstatus honorer maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Mereka (guru) harus terpisah dari keluarga dan famili. Dan pengabdian yang dilakukan para guru demi kepentingan anak bangsa. Janganlah pengabdian mereka bertepuk sebelah tangan”. Sahutnya sembari meminta pemerintah sesegera mungkin memproses pencairan dana guru terpencil.
Menurut Jamidin, perjuangan puluhan guru terpencil ini tidaklah semudah yang dibayangkan. Apalagi Aceh Tenggara masih banyak daerah dan desa yang masih terisolasi.
“Jangan sampai para guru malas untuk memberikan ilmunya kepada murid hanya karena gaji dan insentif mereka tak dibayar. Ini salah satu kesalahan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan”. Tandasnya.
Ketua Lembaga Pemberantas Korupsi (LPK) Kabupaten Aceh Tenggara Datuk Raja Mat Dewa juga menyayangkan sikap dari Pemerintah Daerah yang belum mencairkan data bantuan bagi guru terpencil tersebut.
“Yang lebih aneh lagi kenapa dana tersebut tidak cair-cair, saya minta kepada pihak terkait agar segera mencairka dana bantuan tersebut, mengingat dana tersebut telah telat selama dua bulan”. Ungkapnya.
Lebih lanjut Datuk Raja Mat Dewa mengatakan,dana bantuan untuk guru terpencil semestinya jangan diperlambat dan dipersulit pencairannya.
“Coba saudara pikir besarnya pengabdian guru tersebut buat kita, sehingga kita bisa menjadi seperti sekarang ini, jadi saya mohon kepada pihak terkait agar pengabdian guru-guru ini tolong dihargai, jangan hak mereka juga di gibas”. Ujar Datuk Raja Mat Dewa.(Julpan)

Kadis Kesehatan Aceh Utara Tinjau Puskesmas Sawang


Aceh Utara - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara M.Nurdin, M.Kes meninjau langsung  Puskesmas  Sawang. Kunjungan tersebut dalam rangka menindaklanjuti  mosi  tak percaya yang dilakukan pegawai setempat terhadap Kepala Puskesmas Sawang  Dr. Juniar.
             
M.Nurdin mengatakan, sebelumnya telah mendengar isu-isu yang menyangkut dengan mosi tak percaya itu, hingga akhirnya turun langusung untuk menindaklanjuti  isu yang  berkembang tersebut.

“Saya sudah mendengar penjelasan pegawai dan Kepala Puskesmas dan saya tegaskan, pegawai harus disiplin dan Kepala Puskesmas juga harus fleksibel, jangan terlalu kaku. Jika ada pegawai sakit harap dimaklumi”. Tegas M.Nurdin.


M.Nurdin meminta pegawai yang ada di Puskesmas itu harus kompak dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
              
Seperti diberitakan sebelumnya, oleh salah satu media sebanyak 80 PNS dan tenaga bakti murni di Puskesmas Sawang, Aceh Utara membuat mosi tak percaya terhadap Dr.Juniar selaku Kepala puskesmas setempat.

Mereka meminta agar Dr.Juniar diganti, pasalnya, dr Juniar dinilai pilih kasih dalam menegakkan disiplin pegawai.
“Diharapkan untuk kedepan ini seluruh pegawai agar menjaga kekompakan dan tidak memandang si A dan si B. Tegas  M.Nurdin. (Budiman)

Camat Banda Sakti Kota Lhokseumawe Siap Layani Masyarakat Dengan Baik

Lhokseumawe - Camat Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tarmizi, SE mengatakan, kalau ada izin dari yang maha kuasa kita bersama pegawai-pegawai  disini sebagai abdi Negara untuk masyarakat, siap melayani masyarakat pada jam kerja dengan baik yang saat ini  ada 18 desa dalam lingkup Kecamatan Banda Sakti.

“Kita melayani masyarakat untuk buat e-KTP Elektronik tidak dipungut biaya sedikitpun”. Tegas Tarmizi.

Apalagi sekarang ini saat-saat masyarakat membuat e-KTP atau KTP Elektronik,  kita buka setiap hari agar masyarakat bisa mempergunakan waktu yang tepat untuk membuat KTP.
Menurut Tarmizi, SE  e-KTP eloktronik memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan KTP sebelumnya.

“KTP elektronik  ini selain mendapat  prioritas dari pertama menghimpun indetitas diri, mulai pengambilan sidik jari, iris (scan mata), memfoto dan pencocokan data pada kartu tanda penduduk dan juga tidak terjadi ganda serta susah untuk dipalsukan”. Ucap Tarmizi.

Target kesiapan pembuatan e-KTP eloktronik ini yang sebelumnya diperkirakan akan selesai pada 31 Desember 2011 lalu, namun dalam pelaksanaannya waktu tersebut tidak cukup untuk menyelesaikan pembuatan e-KTP.

Akhirnya Menteri Dalam Negeri memberi peluang dengan mengundurkan kembali atau memperpanjang waktu proses pembuatan  e-KTP tersebut  agar tercapai target sampai dengan Juni 2012.

Dibalik daripada itu semua, saya pribadi maupun sebagai atasan pegawai-pegawai yang bekerja  di Kantor Camat Banda Sakti ini, saya bangga pada mareka semua, selain melayani masyarakat dengan baik, tekun dan disiplin dalam bekerja serta masuk dan pulang dinas tepat pada waktunya dan mengisi absen dengan disiplin”. Imbuh Tarmizi. (Bud)

PELTI Aceh Gelar Liga Tennis

Banda Aceh - Ketua Umum PELTI Aceh Aminullah Usman mengatakan pihaknya telah menggelar Liga Tenis Antar Club Se Banda Aceh yang ikuti oleh beberapa club tenis antara lain ATC, Ditlantas Polda Aceh, Bank Aceh, Sudirman Club, BPKP, Unsiyah, Disnakertran Aceh.

Kegiatan tersebut diadakan oleh Aceh Kabangket (ABANG ) Dengan sistem Home and Away dilapangan masing-masing club, ini merupakan yang pertama digelar dan yang pertama pula di Indonesia karena memakai sistem bola tandang-kandang ( Home and away).

“Disetiap Tim diikuti oleh 5 partai club, kategori veteran 50 tahun keatas, umur 40-49 ganda putra, ganda putri, dan tunggal dengan total hadia Rp 24 juta, kegiatan tersebut sudah digelar mulai tanggal 4 febuari sampai dengan April 2012”. Ujar Aminullah.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Ketua Umum PELTI Aceh Aminullah Usman dilapangan tennis ATC yang diawali laga perdana antara ATC Versus Ditlantas Polda Aceh.

Ketua Umum PELTI Aceh Aminullah Usman menyambut baik dan berterima kasih kepada ketua panitia Aceh Kabangket (ABANG) Nuzuli yang telah membantu PELTI Aceh sehingga acara ini dapat terlaksana, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk memajukan petenis Aceh, sehingga menghasilkan bibit-bibit petenis Aceh, sebagai ajang silahturahmi, hiburan, kesehatan dan mendongkrak mikro ekonomi.

Dikatakan juga ada 4 pemain tennis Aceh yang akan berlaga di PON yang akan berlangsung di Pekan Baru pada September mendatang. Meraka yang lolos adalah Rahmat Hidayad, Budi Yuliansyah, Robby dan Herman Bakti Anugerah.

“Tentunya ini akan menjadi motivasi untuk petenis Aceh untuk lebih maju dan berkembang,  karena apa yang kita lakukan telah membuahkan hasil dengan lolosnya petenis kita ke Pekan Olah Raga Nasional 2012

Ketua Umum PELTI Aceh Aminullah Usman mengharapkan Koni Aceh dapat memperhatikan untuk kemajuan tennis Aceh dan dapat membantu menyediakan Lapangan tennis dengan fasilitas lengkap lainnya yang selama ini belum dimiliki oleh PELTI Aceh.

“Saat ini kita hanya bangkit dengan lapangan milik masing-masing club”.

Diharapkan kepada semua jajaran PELTI Se Aceh agar terus menggelar event-event dan turnament untuk membangkitan tennis Aceh, sehingga kita mendapatkan bibit-bibit muda yang akan melangkat ke tingkat Nasional maupun Internasional, tambah Ketua Umum PELTI Aceh Aminullah Usman. (wen).

PA Usung H.Dr.Zaini Abdullah – Muzakir Manaf Sebagai Calon Gubernur

Banda Aceh - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur  Aceh H.Dr.Zaini Abdullah – Muzakir Manaf telah melakukan Deklarasi beserta 15 pasangan calon Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota se Aceh di Stadion H.Dirmutala Banda Aceh Minggu (12/02) lalu.

Dalam orasi politiknya, Sekretaris Jendral ( Sekjen ) Dewan Pimpinan Pusat Partai Aceh Muhammad Yahya mengatakan, bahwa pihaknya siap memenangkan Pemilikada 2012 untuk pasangan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf untuk Gubernur dan wakil Gubernur Aceh.

“Pada Pemilu tahun 2009 kita meraup suara sebanyak 1,7 ribu suara dari jumlah 1,599 Ribu pemilih, kita optimis untuk menang dan kita juga mendapat dukungan penuh dari Partai Nasional PAN dan Forum Lintas Partai Politik yang terdiri dari 14 Partai Nasional dan Lokal”. Ujar Muhammad Yahya.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Paduka pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud,  Pj.Gubrnur Aceh Tarmizi A Karim, para Ulama, Ketua DPRA dan Anggota DPRA, Para Kepala SKPA, Letjen (purn ) Soenarko mantan Pangdam Iskandar Muda,  Mayjen (Purn) Djalil yusuf dan Brigjen (Purn ) M.Yahya,  Mantan Kasdam Iskandar Muda, Dari Partai Politik Partai Amanat Nasional Ketua DPW Aceh Anwar Ahmad dan Gabungan Partai yang tergabung dalam Forum Lintas Partai.

Diperkirakan masa yang memadati Stadion H.Dirmutala mencapai ribuan masyarakat Aceh dari seluruh Kab/Kota se Aceh, Sabtu (11/02) lalu di Kota Banda Aceh.  Massa pendukung dari partai aceh, dengan menggunakan kendaraan roda 4 lengkap dengan atribut Partai Aceh. ( Henry Silva ).

Anak-anak Eks Paraguay

Hadapi Pemain Yang Bukan Pemain Sebaya

Banda Aceh - Bedasarkan pantauan wartawan Jurnal Publik banyak segelintir orang yang kurang puas dengan apa yang telah dicapai oleh anak-anak Paraguay, dikerenakan permainan yang kurang bagus, tapi sebaliknya dari hasil pantauan hanya saja permainan yang mereka hadapi bukan lah pemain yang sebaya dengan anak-anak Paraguay, apalagi mereka sekarang tergabung di skuad PSSB Bireun yang Lawan Pemain yang usianya tidak sebanding dengan mantan eks Paraguay tersebut.

Eks Paraguay adalah putra-putra kelahiran aceh yang menimba ilmu sepak bola kenegara Paraguay yang seharusnya masyarakat aceh bangga dan terus memberi dukungan kepada anak-anak Paraguay, agar mereka selalu biasa mengharum kan nama baik di bumi Aceh.

Manajemen PSSB Bireun memastikan akan memulangkan 5 pemain mantan anak-anak eks Paraguay ke Dinas Pemuda dan Olah Raga ( DISPORA ) Aceh, dikarenakan posisi untuk pemain telah penuh dan sangat disayangkan apabila anak-anak tidak dimainkan. Hal itu diungkapkan oleh kepala DISPORA Aceh Hasan Basri melalui Kepala Bidang Olah Raga Nuzuli, MS kepada Jurnal Publik Selasa (14/02) lalu di ruang kerjanya.

“kita terus membina dan membimbing anak-anak Paraguay dan kita tentunya akan berusaha keras untuk anak-anak bisa mengikuti kompetisi atau turnamen, karena hanya itu yang bisa membuat atlet kita terus mengasah kemampuan nya”. Ujar Nuzuli MS.

DISPORA Aceh terus mensupport anak-anak, apalagi setelah Pasca Paraguay, otomatis permain yang akan dihadapi oleh anak-anak Paraguay sangat berbeda. Apalagi anak-anak yang bergabung dengan PSSB Bireun yang dihadapi bukan pemain yang sebaya dengan anak-anak Paraguay.

“anak-anak Paraguay usianya kini memasuki 18-19 tahun, kita terus memberi anak-anak latihan tambahan, mulai dari fisik, mental dan sampai kemakanan pun kita jaga, semua pembiayaan tersebut berasal dari anggaran Pemerintah Aceh”. Ungkap Nuzuli, MS. ( Hen/Wen ).

Lukmanul Hakim Maju Untuk Membawa Perubahan


Tentu anda bertanya-tanya mengapa tujuan perlu dipertanyakan ? Supaya anda tidak mengalami kekecewaan setelah menempuh jalan dan melelahkan ketika sampai diujung jalan. Betapa naifnya waktu dan energi terbuang percuma demi sebuah kebodohan awal yang anda lakukan.

Lukmanul Hakim kelahiran Langsa 2 Juni 1974 siap maju sebagai calon Bupati Aceh Tamiang periode 2012 – 2017 dengan visi misi untuk membawa perubahan yang lebih baik dengan tujuan yang intinya untuk kesejahteraan rakyat Kabupaten Aceh Tamiang.

Pada kesempatan awal ini, Lukmanul Hakim ingin mengetengahkan sosok dirinya ditengah-tengah masyarakat, visi misi dan keinginannya maju dalam Pemilikada Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Aceh Tamiang periode 2012-2017.

Lukmanul Hakim adalah Anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Ayahanda H.Abdul Hamid, BA dan Ibunda Hj.Ramlah Binti Mahyuddin. Ayahanda H.Abdul Hamid, BA adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil, terakhir menjabat sebagai Kepala Disperindag Kabupaten Aceh Timur pada tahun 1991. Sedangkan Ibunda Hj.Ramlah Binti Mahyuddin adalah seorang Ibu Rumah Tangga.

Pada tahun 1980-1985, Lukmanul Hakim Belajar di Sekolah Dasar Negeri 1 Sei Liput Kecamatan Kejuruan Muda dari kelas I sampai kelas V, kemudian di kelas VI pindah ke SD Negeri 07 Langsa dan menamatkan Sekolah Dasarnya pada tahun 1986.

Tahun 1986-1989 menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 1 Langsa. Dari tahun 1989-1992 melanjutkan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Negeri 2 Bogor. Tahun 1995 menyelesaikan Kuliah di Politeknik Lhokseumawe Jurusan Teknik Kimia.

Pada tahun 1997-1999 Lukmanul Hakim bekerja sebagai Chemical Engineer pada PT.Hari Indah Perkasa Medan. Karena harus pindah domisili ke Langsa Kabupaten Aceh Timur, tahun 1999 Lukmanul Hakim mengundurkan diri dari PT.Hari Indah Perkasa Medan.

Sejak saat itu Lukmanul Hakim mendampingi orang tuanya yang sudah mulai uzur sekaligus mengelola perkebunan kelapa sawit milik keluarganya di Desa Tri Gulun Kecamatan Kejuruan Muda yang saat ini masuk dalam Kecamatan Trieunggulun Kabupaten Aceh Tamiang.

Pada tahun 2002, Lukmanul Hakim menikah dengan seorang gadis yang bernama Nurlaili yaitu, anak dari pasangan Bapak Drs.H.Syuib Nursyiah dan Hj.Hafsah Muhammad. Dari pernikahan tersebut, beliau dikaruniai tiga orang anak putra dan putri yaitu, Munadya, Syakira dan Abdullah Akram.

Ayah dari tiga putra dan putri ini memiliki sosok kepemimpinan dengan banyak senyum, wibawa, karisma dan efektivitas kepemimpinannya tidak menurun sedikitpun. Hal itu terlihat dalam bagian riwayat pekerjaannya.

Maju untuk perubahan...Itulah komitmen Lukmanul Hakim maju sebagai Calon Bupati Kabupaten Aceh Tamiang. Tentunya kita juga dan khususnya masyarakat Aceh Tamiang ingin maju melalui suatu perubahan kearah yang lebih baik.

Karena orang yang tidak mempunyai keinginan untuk maju adalah orang yang benar-benar merugi. Dan untuk maju anda membutuhkan keberanian untuk memulai.

Bukan fenomena baru bila dikalangan kita ada yang memiliki keengganan untuk memulai sesuatu yang baru. Mengapa ? Tidak lain dikarenakan adanya kecenderungan rasa takut atau sebutlah kekhawatiran untuk berhadapan dengan kegagalan. Padahal kalau anda ingin tahu, “Dimana kegagalan pernah ada, disanalah awal keberhasilan”. Namun anda harus ingat bahwa memulai sebuah langkah awal harus didahului dengan pernyataan. Apa tujuan hidupku?

Sosok seorang Lukmanul Hakim merupakan sosok seorang yang berani untuk memulai dengan tujuan yang jelas untuk maju sebagai calon Bupati Kabupaten Aceh Tamiang periode 2012-2017.
Semoga sukses pak Lukmanul Hakim..

Membangun Sistem dan Usaha Pertanian Yang Kuat dan Mapan

Aceh Tamiang - Tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk menggalakkan produktifitas dan menyediakan fondasi jangka panjang dalam peningkatan produktifitas secara terus menerus. Dalam menjawab tantangan tersebut Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang memfokuskan pada langkah-langkah upaya peningkatan produktifitas yang merupakan kunci peningkatan pendapatan petani.

Langkah-langkah tersebut dimulai dari penataan dan pengolahan lahan, penataan produksi dan perbaikan saluran distribusi hingga konsumsi.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang Muhammad Yunus, SP. MM mengatakan, banyak hal yang harus dilakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa yang akan datang. Kesejahteraan petani merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun.

“Pembangunan pertanian harus diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistik”. Jelas Muhammad Yunus yang sudah bertugas di Kabupaten Aceh Tamiang sebagai penyuluh di BPP Rantau sejak tahun 1986 hingga 1992.

Dalam upaya peningkatan produksi, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang juga menggalakkan program pembangunan infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM) serta pemanfaatan lahan-lahan terlantar. Hal itu dilakukan guna mewujudkan ketahanan pangan masyarakat sebagai program pokok.

Muhammad Yunus, SP. MM dilantik menjadi pimpinan BPP Rantau sejak tahun1992 hingga tahun 2000, kemudian pertengahan tahun 2003 Muhammad Yunus menjabat sebagai Pj.Kasubbid Ketahanan Pangan pada Dinas Pertanian Aceh Tamiang. Memasuki tahun 2007, beliau dipercaya sebagai Kepala Bidang Produksi dan Tanaman Pangan di Dinas tersebut. Muhammad Yunus pun terus berkiprah dan menjadi Kepala Dinas Pertanian mulai awal 2008 hingga sekarang tentunya dalam mewujudkan ketahanan pangan yang menjadi program pokoknya itu.

Dampak Perubahan Iklim Bagi Petani

Dampak perubahan iklim sangat nyata dirasakan oleh para petani. Bagi petani yang memiliki lahan sawah tadah hujan yang benar-benar bergantung dari musim, sangat merasakan dampak tersebut.

Hujan yang tak menentu sering kali membuat pola tanam menjadi kacau. Sering kali benih yang ditabur tidak jadi tumbuh karena ternyata hujan tidak kunjung datang. Akhirnya kerugian harus ditanggung karena harus menabur benih lagi.

Berhasil tidaknya usaha tani tanaman pangan sangat ditentukan oleh pasokan air yang memadai. Tidak mengherankan jika gagal panen dan puso menjadi cerita rutin tahunan yang selalu berulang.

Berdasarkan luas tanam, luas panen, produktifitas dan produksi tanaman padi tahun ini, produksi padi di Kabupaten Aceh Tamiang menurun karena mengalami gagal panen akibat kekeringan, banjir serta serangan hama.

Kabupaten Aceh Tamiang memiliki luas baku sawah seluas 28.547 Ha dengan luas panen 26.821 Ha yang tersebar di 12 kecamatan. Dari luas tersebut produktifits perhektarnya hanya mencapai 5,4 ton pertahun, dengan total produksi 159,018,8 ton pertahun.

Sistem usaha tani memiliki faktor resiko tinggi karena sebagian besar bergantung pada alam yang tidak bisa dikendalikan teknologi. Subsidi pemerintah amat diperlukan guna memberi kekuatan kepada petani untuk bangkit dari kegagalan panen, paling tidak dengan mendapat pengantian biaya untuk dapat bertanam kembali.

Tanpa antisipasi yang memadai, perubahan iklim ini akan membawa resiko besar bagi pertanian. Tidak hanya produksi pangan menurun, pada saatyang sama petani juga akan jatuh miskin.

Dua Santri di Agara Menghilang Selama 10 Hari


Kutacane - Dua santri Dayah Darul Azhar Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara menghilang hinga Selasa (21/2) lalu. Keduanya yang masih duduk di bangku kelas I setingkat SMA di dayah itu juga tak pulang ke rumah orangtuanya, sehingga pihak keluarga terus berusaha mencari mereka.


Kedua santri itu Susi Peratiwi (16) berasal dari Blangkejeren Kuta Panjang Kabupaten Gayo Lues dan Sri Aptika Dewi (16) berasal dari Sepakat Kecamatan Deleng Pokhisen Agara. Pimpinan Dayah Tgk. H. Imran Arief, LC kepada Jurnal Publik, Rabu (22/2) mengatakan keduanya menghilang sejak 13 Februari 2012 lalu.

Lebih Lanjut Tgk H.Imran Arief, LC Mengatakan, saat para santri sedang melaksanakan shalat berjamaah di masjid  dalam komplek dayah, keduanya tak shalat dengan alasan sakit. Kemudian, keduanya diam-diam membawa pakaian dalam ember seperti ingin menjemur pakaian, namun anehnya tidak ada pakain yang di jemur setelah tak ada yang melihatnya , keduanya pun lari dari komplek dayah

“Kita dari Pengurus dayah sudah berusaha  mencari sekeliling dayah dan kota Kutacane, tetapi tidak ditemukan.  Berdasarkan informasi dari rekan mereka sesama santri , mereka berdua sudah lama ingin keluar dari dayah dengan alasan banyak aturan, sehingga tidak bisa bergerak bebas”. Ujar Tgk Imran Arief, LC.



Tgk Imran menambahkan, kedua santri tersebut dalam kesehariannya di Dayah  sangat akrab bahkan mulai dari pakain dan sandal pun mereka sama coraknya, sehingga kami dari pengurus dayah berinisiatif untuk memisahkan mereka, dan keduanya membawa serta uang tunai Rp 700 ribu.

Tgk Imran mengaku telah melaporkan hal itu ke polisi dan sudah berusaha mencari ke Medan, Sumatera Utara, karena kedua santri itu pernah menyebut kepada rekannya akan pergi ke Medan atau Brastagi kalau tak lagi di Dayah itu. Tapi, mereka sudah mencarinya, tapi tak berhasil menemukannya.



Ketika Jurnal Publik menghubungi M. Iqbal (40) keluarga santri Susi Peratiwi mengatakan saya minta kepada pihak kepolisan agar serius dalam menangani kasus ini, pasalnya kasus ini sudah dilaporkan kepada pihak aparat kepolisian.
“sekali lagi saya berharap pihak kepolisian jangan tinggal diam tolong pak polisi temukan keluarga saya”. Harap M.Iqbal .(Julpan) 

Jumat, 24 Februari 2012

Desa Johar Raih Rangking Pertama Dalam Perangkingan PNPM Mandiri

Aceh Tamiang - Desa Johar meraih rangking pertama dalam acara perangkingan program PNPM Mandiri Kecamatan Karang Baru yang berlangsung di Aula SKB Kabupaten Aceh Tamiang. Desa Johar terpilih sebagai rangking pertama dengan perolehan suara sebanyak 79 suara dengan kegiatan pembangunan draenase sepanjang 838 m.

Sedangkan rangking kedua jatuh pada Desa Air Tenang yang memperoleh suara sebanyak 56 suara dengan kegiatan usulan pembangunan draenase sepanjang 2000 m. Dan rangking ketiga dimenangkan oleh Desa Medang Ara dengan jumlah suara sebanyak 55 suara dengan usulan kegiatan pembangunan draenase sepanjang 2200 m.

Tahun ini Kecamatan Karang Baru mendapat kucuran dana PNPM Mandiri sebesar 1,1 Milyar rupiah yang bersumber dari APBN. Dari jumlah tersebut, 75 persen diperuntukkan pembangunan infrastruktur dan selebihnya digunakan dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
Sementara perangkingan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP), untuk rangking pertama diperoleh Alur Baban, rangking kedua Desa Alur Baung, rangking ketiga diperoleh Desa Tanjung Seumentoh dan untuk rangking keempat adalah Desa Johar.

Tim verifikasi pelaksanaan perangkingan tersebut di Ketuai oleh Toni Wina Irianto, SPd yang memiliki 10 orang anggota dan Drs. Ayub selaku moderator pelaksana. Rekapitulasi perencanaan pembangunan desa tersebut berdasarkan RUP Desa tahun 2012 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.66 tahun 2007.

Diharapkan seluruh kegiatan PNPM Mandiri yang berlangsung di beberapa desa tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat dan dapat terpelihara serta digunakan dengan baik.

Dalam acara perangkingan tersebut dihadiri Camat Karang Baru Hasrul, BA, Kepala Badan Pembangunan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Buyung Iskandar, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tamiang Dodi serta anggota DPRK Tamiang dari Komisi B Ismail.

Sebelum perangkingan tersebut berlangsung, terlebih dahulu dilakukan Musrembang yang dihadiri seluruh tim yang dibentuk dari 31 desa di Kecamatan Karang Baru.(jhon)

Budaya Malu ?

Oleh : Djamaluddin Sulaiman, SH, SPd, Msc
Kalau sekarang kita putar jarum jam mundur kebelakang sesuai dimensi waktu, alangkah berbedanya situasi dan kondisi di era masa lalu dengan situasi pada zaman kini. Sebagai mahluk sosial yang namanya manusia kita bisa membandingkan pra atau pasca keadaan sehari-hari.

Di era yang lalu pemimpin-pemimpin kita banyak memiliki budaya malu dan perasaan, keagamaan masih diyakini dengan benar tanpa membuat masalah-masalah yang fatal dan budaya malu masih melekat dan itu masih menyangkut masalah keimanan yang masih terpelihara dengan baik.

Nah...Kita bandingkan dengan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat ini, dimana secara nyata budaya malu telah terkikis habis dan paling-paling hanya sedikit yang masih tersisa.

Perhatikan saja kasus-kasus besar yang terjadi baik di daerah maupun di pusat. Kita contohkan saja kasus Bank Century yang sampai sekarang belum terselesaikan atau dengan bahasa yang halus masih jalan ditempat.
Kemudian disusul lagi dengan kasus Wisma Atlit yang melibatkan petingi suatu partai yang berkuasa. Kita contohkan saja di Korea, seorang mantan presiden yang membuat kesalahan. Karena budaya malunya masih cukup tinggi hingga melakukan Suicide (Bunuh diri).

Di Jepang kalau ada kecelakaan kereta api atau pesawat udara, maka Menteri Perhubungannya rela mengundurkan diri, karena mereka masih memiliki budaya malu walaupun negara mereka tidak memiliki falsafah Pancasila seperti yang kita miliki.

Nah...Kita bisa melihat dengan jeli apakah budaya malu masih dimiliki oleh petinggi-petinggi di Negara kita? Tidak usah mengundurkan diri dengan suka rela, malah sudah sering kali dilakukan dengan unjuk rasa baik di daerah maupun di pusat.

Ironisnya yang didemo malah ngotot tidak mau mundur walaupun nyata-nyata mereka diindikasikan terlibat dengan berbagai kasus besar.

Quo Vadis para petinggi negara kita yang tidak memiliki budaya malu, dan kita harapkan mereka akan sadar KELAK.

Pertanian Aceh Timur Mendukung Ketahanan Pangan Nasional


Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Kebijakan Departemen pertanianpun menempatkan program tersebut ditingkatkan dari sisi pendanaanya termasuk volume kegiatannya.

Kabupaten Aceh Timur memiliki potensi lahan pertanian yang cukup besar, produksinya terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Potensi pertanian itu tersebar di 5 kecamatan, yakni kecamatan Pante Bidari, Simpang Ulim, Madat, peurlak dan Nurussalam. Kenyataan itu diungkapkan Pj.Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Aceh Timur Sugiarto, SP.

Sejak tahun 2006 hingga sekarang, produktivitas pertanian Kabupaten Aceh Timur terus meningkat dan beberapa kali mengalami surplus. Hal itu didukung oleh kondisi yang mulai kondusif, berbagai bantuan dari pemerintah seperti, benih, pupuk, racun hama, alat pemotong padi, handtracktor, pompanisasi maupun bentuk infrastruktur lainnya yang tersebar diseluruh kecamatan.

Berdasarkan data keadaan produksi padi di Kabupaten Aceh Timur, produksi tanaman padi tahun 2010 mencapai 210.824 ton. Setahun kemudian naik menjadi 272.889 ton. Sedangkan produksi beras tahun 2010 dari 126494,40 ton meningkat menjadi 163733,40 ton.

Kabupaten Aceh Timur saat ini memiliki luas baku sawah seluas 35.025 Ha, 3.325 Ha irigasi teknis, 4.377 Ha menggunakan irigasi semi teknis, 4.420 Ha sederhana pompanisasi, 3.755 Ha irigasi desa dan 19.148 Ha masih mengandalkan tadah hujan.

Sugiarto menjelaskan, langkah dalam upaya peningkatan produksi tersebut dilakukan melalui kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) yang setiap tahunnya mendapat alokasi kegiatan di seluruh Kabupaten Aceh Timur.

“Pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian di Kabupaten Aceh Timur mencapai 5 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan secara nasional mencapai 7 persen pertahun”. Jelas Sugiarto.

Sugiarto menambahkan, penetapan prioritas pembangunan pertanian juga penting dilakukan, hal itu dimaksudkan agar pembangunan pertanian tersebut lebih fokus dan menyentuh aspek penting yang berdampak besar bagi kesejahteraan petani dan keberhasilan pembangunan pertanian itu sendiri.

“Ketahanan pangan tetap harus menjadi prioritas utama pembangunan pertanian, perlu peran dan kemauan petani, support dari pemerintah, kerja sama yang baik dengan stake holder yang terlibat”

Kemandirian petani dan kelompok tani merupakan faktor pendorong utama keberhasilan program pembangunan pertanian. Petani sebagai Sumber Daya Manusia yang bergerak dan memegang kendali penting dalam pembangunan pertanian harus cerdas, memiliki keinginan yang maju. Sehingga usaha tani yang dijalankannya tidak hanya berorientasi jangka pendek tapi sudah berorientasi jangka panjang.

Kemandirian petani itu bisa dibangun melalui pembinaan rutin di lapangan melalui penyuluh pertanian, sekolah lapangan dan berbagai kegiatan pembinaan lainnya yang dibimbing oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL).

Lebih efektif lagi jika pembinaan tersebut dilakukan dalam kelompok tani. Jadi idealnya setiap desa memiliki satu kelompok tani andalan yang bisa dijadikan sentra pendidikan petani di desa tersebut.

Dalam program pertanian berkelanjutan, pada tahun 2011 lalu Kabupaten Aceh Timur melakukan pola cetak sawah dengan luas 700 Ha. Sedangkan untuk tahun ini pemerintah telah mengalokasikan dana 10 Milyar rupiah untuk cetak sawah 1000 Ha.

Infrastruktur juga sangat berperan penting dalam menyukseskan pembangunan pertanian. Infrastruktur yang baik akan memudahkan petani dalam proses budi daya mengakses sarana produksi dan menjual hasil taninya.
Infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh petani diantaranya yaitu, sarana irigasi, jalan, jembatan dan pasar. Sugiarto mengakui infrastruktur di Kabupaten Aceh Timur saat ini belum memadai karena banyak irigasi atau saluran yang sudah mengalami pendangkalan.

“Pada umumnya jalan usaha tani masih belum memadai sehingga belum dapat dimanfaatkan secara optimal, oleh karena itu, kedepan kita coba prioritaskan pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jalan usaha tani dengan pengertian pembangunan baru, peningkatan kapasitas dan rehabilitas jalan usaha tani yang memenuhi standar teknis untuk dilalui dan alat mesin pertanian yang diperlukan” Ungkap Sugiarto.

Sementara untuk penerapan teknologi pertanian dilakukan melalui kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), setiap kelompok tani yang memiliki kegiatan untuk 25 Ha, hanya 1 Ha saja paket teknologi yang diterapkan pada kelompok tersebut seperti sarana produksi, pupuk dan tehnik budi daya. Sedangkan untuk 24 Ha hanya menerima bantuan benih saja. Melalui benih unggul tersebut juga sudah meningkatkan produksi.

“Kelompok tani yang memiliki kegiatan 25 Ha, hanya 1 Ha saja yang menerapkan paket penuh teknologi, sedangkan 24 Ha lainnya kami hanya sediakan bantuan benih unggul, dengan penggunaan benih unggul itu juga sudah meningkatkan produksi”. Jelas Sugiarto.

Sugiarto juga menambahkan, pihaknya telah mengantisipasi berbagai serangan hama seperti, keong emas dan penggerek batang. “Jika ada laporan patani soal serangan hama kami langsung antisipasi dengan memberikan racun hama” Tambah Sugiarto.



Aceh Tenggara di serang DBD


Kutacane - Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) Lisa Anggraini (11) warga Desa Perapat Hulu Kecamatan Babussalam Aceh Tenggara positif terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Saat ini Lisa Anggraini masih dirawat intensif di ruang Melati RSU Sahuddin Kutacane. 

Samsuardi ayah Lisa mengatakan kepada Jurnal Publik Kamis (23/2) lalu mengatakan, awalnya anaknya terserang demam biasa, lalu dibawa ke Puskesmas terdekat. Karena tak kunjung sembuh, dia coba memberikan obat penurun Panas yang dibeli di warung dekat rumahnya, tetapi tak sembuh juga. Kemudian, dibawa ke tempat praktek dokter di Kutacane, demam sempat turun, tetapi kambuh lagi.

Melihat kondisinya yang tak kunjung sembuh, Samsuardi  langsung membawa anaknya ke RSU Sahuddin, dan setelah dilakukan pemeriksaan, dokter dokter menyatakan Lisa positif DBD.
Staf ruang Anak RSUD Sahuddin Nurhati Florida mengatakan, berdasarkan hasil diagnosa, Lisa positif DBD dan kini dibawah perawatan medis. (Julpan)

Polsek Badar Tangkap Pemilik Ganja 10 Kg

Sempat Kibuli Polisi dan Lolos





Kutacane - Meskipun sempat lolos karena berhasil mengibuli polisi yang melakukan razia di depan Pos Polisi Jongar Kecamatan Ketambe Kamis (23/2) lalu, Efendy (23) seorang supir Mobil Penumpang jurusan Kutacane - Gayo Lues akhirnya ditangkap di rumahnya sendiri di Desa Kampung Melayu Kecamatan Badar karena membawa ganja seberat 10 Kg.

Sedangkan dua orang yang disebut sebagai pemilik ganja yaitu Asrali Bin Wan Tariah (20) warga Desa Uning Sepakat dan Sahabat Bin Abdul Rahman (22) warga Desa Kendawi Kecamatan Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues,  sudah terlebih dahulu diamankan petugas pada saat melakukan razia di Pos Polisi Jongar yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Badar Iptu Gokma Sitompul dan Kanit Reskrim Polsek Badar Aipda Djyousnaedi sekitar pukul 17.00 Wib.

Iptu Gokma Sitompul menyebutkan, penangkapan berawal dari informasi yang diberikan oleh masyarakat yang menyatakan akan ada mobil yang membawa ganja akan melintas di wilayah hukum Polsek Badar, menindaklanjuti Informasi tersebut Kapolsek dan anggotanya langsung menggelar razia didepan Pos Polisi Jongar.

Sesuai Informasi yang masuk, melintas sepeda motor jenis Shogun SP yang dikenderai oleh Sahabat Bin Abdul Rahman dan Asrali Bin Wan Tariah kemudian dihentikan guna pemeriksaan, kebetulan dua warga Gayo Lues terebut tidak dapat memperlihatkan surat-surat kenderaannya dan kemudian dibawa ke Pos Jongar.

Tidak lama berselang, melintas mobil penumpang L 300 dari arah Gayo Lues menuju Kutacane, petugas kemudian menghentikan kenderaan, namun Efendy selaku supir yang mengenal salah seorang petugas polisi yang melakukan pemeriksaan tersebut seraya mengatakan, ”Ah mana mungkin aku bawa ganja bang, aku hanya bawa penumpang bang, kebetulan abang lihatlah penumpangpun lagi sepi bang”. Kata Efendy yang ditirukan oleh Kapolsek Badar.

Petugas pun akhirnya melakukan pemeriksaan seadanya dan mempersilakan mobil penumpang untuk melanjutkan perjalanan menuju Kutacane, namun dua pemuda dari Desa Kendawi dan Uning Sepakat Kecamatan Dabun Gelang yang masih berada di dalam Pos Polisi ternyata sempat mengirimkan pesan singkat kepada Efendy yang sudah melaju kencang.

Isi pesan singkat melalui selulernya tersebut mengatakan keberadaan razia polisi seraya meminta agar Efendy mengamankan ganja yang dititipkan oleh mereka, karena pesan singkat tersebut Efendy akhirnya menitipkan ganja seberat 10 Kg yang dibalut lakban (isolasi) berwarna kuning sebanyak 10 bal dikemas rapi dalam sebuah kotak kardus kepada seorang pemilik Door Smer di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam.

Apes bagi Efendy, dua lelaki lajang yang terjaring akibat sepeda motor yang tidak dilengkapi dokumen tersebut mengakui menitipkan barang haram milik mereka kepada supir mobil penumpang yang disebutkan bertempat tinggal tidak jauh dari Polsek Badar.

Jumat (23/2) sore itu juga polisi langsung mendatangi rumah Efendy di Desa Kampung Melayu dan bertemu dengan Efendy dan meminta Efendy untuk datang ke Polsek Badar dengan alasan kedua rekannya yang masih tertahan meminta Efendy datang menemui mereka.

Dengan wajah tidak berdosa, Efendy ikut dengan polisi menuju Polsek Badar, melihat dua rekannya yang berada didalam sel Efendy tidak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya, polisipun meminta Efendy untuk menunjukan dimana ganja yang dititipkan Asrali dan Sahabat.

Efendy ketika itu masih sempat berkilah dan sempat membawa Kapolsek Badar dengan sejumlah anggotanya menuju semak-semak di pinggir Sungai Lawe Bulan yang disebutkan sebagai tempat untuk menyembunyikan ganja yang dibawanya.

Namun akhirnya, Efendy membawa petugas kerumah pemilik Door Smer di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam, awalnya pemilik Door Smer tidak mengakui ada dititipkan barang haram itu meskipun akhirnya polisi menemukan ganja didalam karung plastik disamping rumah.

Sayangnya, ganja sebanyak 10 bal seperti yang diakui ketiga tersangka itu tidak lagi utuh, yang ditemukan hanya tiga bal ganja kering seberat 3 Kg, pemilik rumah mengaku tidak tahu menahu tentang barang tersebut seraya menyebutkan apakah Efendy sudah memberikan keterangan bohong kepada polisi.

Kini Efendy dan dua rekannya terpaksa meringkuk dibalik terali besi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, bahkan Kapolsek Badar Iptu Gokma Sitompul dan Kanitreskrim Polsek Badar Aipda Djyousnaedi telah melimpahkan penanganan kasus tersebut ke Sat Narkoba Polres Agara.

Polisi Ditawari Uang Rp 1 Juta Sebelum Tunjukan BB Ganja

Efendy (23) supir Mobil Penumpang jurusan Gayo Lues – Kutacane yang tertangkap akibat menerima upahan membawa ganja seberat 10 Kg meskipun akhirnya hanya ditemukan 3 Kg oleh polisi sempat menawari uang sebesar Rp 1 Juta rupiah agar tidak ditahan kepada petugas Polsek Badar sebelum menunjukan tempat penyimpanan ganja.

Hal ini diakui oleh Kapolsek Badar Iptu Gokma Sitompul kepada Jurnal Publik Jum’at (24/2) lalu di Mapolres Agara saat menyerahkan tiga tersangka dan barang bukti ke Sat Narkoba Polres setempat, namun tawaran dari Efendy tersebut dimanfaatkan petugas untuk menemukan ganja yang disimpannya itu.

“Iya..,saya ditawari uang satu juta oleh Efendy agar tidak ditahan, saat itu saya berpikir cepat dan bilang sama dia, ok nanti kita bagi dua saja uangnya tapi kamu harus tunjukan dulu dimana ganja itu kamu simpan, nanti kalau sudah dapat dimana ganjanya kamu boleh pulang dan uangnya kita bagi dua”. Kata Kapolsek dengan wajah menahan tawa akibat merasa lucu dengan tawaran Efendy tersebut.

Supir penumpang yang memiliki dua orang anak dengan satu istri tersebut percaya dengan apa yang dikatakan oleh Kapolsek Badar dan bersedia menunjukan dimana dia menyimpan ganja yang akhirnya memisahkan Efendy dengan dua anaknya yang masih berusia 5 tahun dan 1,5 tahun.

Penggerebekan yang dilakukan di rumah pemilik Door Smer di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam itu membuahkan hasil walaupun tidak cukup memuaskan bagi petugas kepolisian, namun cukup bukti untuk menjebloskan tiga pelaku kedalam tahanan, sedangkan tawaran uang Rp 1 Juta dari pelaku hanya dianggap angin lalu dan petugas tidak bersedia menerima sogokan dari Efendy.

Efendy yang ditemui Koran ini di ruang pemeriksaan Sat Narkoba Polres Agara mengaku sangat menyesal telah membawa ganja dengan menerima ongkos alias upah hanya sebesar Rp 300 Ribu dari Asrali dan Sahabatnya, namun penyesalan itu sudah terlambat karena pintu terali besi telah terbuka menunggu kehadiran Efendy yang terpaksa terpisah dari anak dan istrinya.(Julpan )