ilustrasi |
Ditulis Oleh : mulyadi
Redaktur Pelaksana Tabloid Prestasi
Seumapa adalah sebuah ritual adat perkawinan di Aceh, terutama
pada saat “Intat Linto” atau lebih dikenal menghantar pengantin laki-laki.
Dilihat dari istilah kata-kata Seumapa, dapat dipastikan bahwa kata-kata
tersebut berasal dari
pemahaman “sapa-menyapa”. Oleh karena itu, Seumapa sebagai salah satu acara,
pada upacara adat Intat Linto, adalah saling memberi salam, dan bertukar
informasi, antara kedua pihak.
Menurut penjelasan salah seorang tetua adat, kedua pihak terlibat
dalam kegiatan itu, yaitu pihak Linto Baro atau rombongan pengantin laki-laki,
dan pihak Dara Baro atau
rombongan pengantin perempuan. Dilengkapi dengan Ureung Preh Linto Baro, ialah
orang yang menunggu pengantin laki-laki. Selanjutnya, ketua rombongan
masing-masing, akan saling mengutarakan sapa menyapa dalam bait-bait pantun
dengan bahasa yang indah-indah dan santun. Kegiatan berlangsung di depan rumah
Dara Baro atau pihak pengantin
perempuan.
Hal ini merupakan kebiasaan orang Aceh yang bila datang ke sebuah
rumah atau suatu tempat, selalu penuh dengan sopan santun dan memuliakan
masyarakat setempat. Begitu pula sebaliknya sebagai orang yang punya tempat,
akan menyambut baik bila didatangi dan dikunjungi oleh tamu, sepanjang tamu
tersebut datang dengan penuh sopan santun pula.
Saat ini acara Seumapa pada upacara Intat Linto atau Preh Linto
sudah sangat jarang ditemukan. Hal ini disebabkan generasi sekarang sudah
kurang menaruh perhatian terhadap adat dan budaya warisan leluhur. Disamping
itu kader-kader yang mampu dalam seni Seumapa sudah sangat langka. Memang pada
beberapa daerah masih ditemui satu atau dua orang yang mampu dan cukup lihai
dalam Seumapa, tapi rata-rata mereka sudah berusia cukup tua. Tidak pernah
terlahir lagi kader-kader Seumapa dari generasi muda.
Untuk mengatasi kelangkaan itu, maka dilakukan rekruitmen bagi
generasi mudanya. Dalam acara rekruitmen pelatihan “Narit Maja/Seumapa”
angkatan I & II se-Kota Langsa, beberapa bulan lalu, Kepala Sekretariat
Majelis Adat Aceh Provinsi Aceh Drs Yusri Yusuf mengatakan, melalui pelatihan
rekruitmen pembacaan Narit Maja/Seumapa diharapkan, masyarakat Aceh mau
melakukan kegiatan adat serta melestarikannya. Menurutnya, apabila hal demikian
dibiarkan tanpa kepedulian, sungguh sangat disayangkan, adat Seumapa ini, pada
suatu saat akan punah dan lenyap sama sekali.
kedepan tidak tahu lagi, tidak mengerti dan tidak pernah
menyaksikan apa dan bagaimana sebenarnya Seumapa pada sebuah perhelatan
perkawinan dalam adat Aceh terutama pada kegiatan Intat Linto. Padahal kalau
dilihat dari segi filosofi dan makna yang terkandung dalam acara tersebut
sangat baik dan menarik, penuh dengan nasihat dan dakwah, serta mengandung
nilai seni sebagai sebuah hiburan bagi masyarakat. Oleh karena itu,
pelestariannya dirasakan sudah mendesak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar