var addthis_config = {"data_track_addressbar":true};

toneng.blogspot.com

Jumat, 18 Januari 2013

Seumapa, Tradisi Adat Aceh Yang Nyaris Punah

ilustrasi

Ditulis Oleh : mulyadi Redaktur Pelaksana Tabloid Prestasi

Seumapa adalah sebuah ritual adat perkawinan di Aceh, terutama pada saat “Intat Linto” atau lebih dikenal menghantar pengantin laki-laki. Dilihat dari istilah kata-kata Seumapa, dapat dipastikan bahwa kata-kata tersebut  berasal dari pemahaman “sapa-menyapa”. Oleh karena itu, Seumapa sebagai salah satu acara, pada upacara adat Intat Linto, adalah saling memberi salam, dan bertukar informasi, antara kedua pihak.

Menurut penjelasan salah seorang tetua adat, kedua pihak terlibat dalam kegiatan itu, yaitu pihak Linto Baro atau  rombongan pengantin laki-laki, dan pihak Dara Baro  atau rombongan pengantin perempuan. Dilengkapi dengan Ureung Preh Linto Baro, ialah orang yang menunggu pengantin laki-laki. Selanjutnya, ketua rombongan masing-masing, akan saling mengutarakan sapa menyapa dalam bait-bait pantun dengan bahasa yang indah-indah dan santun. Kegiatan berlangsung di depan rumah Dara Baro  atau pihak pengantin perempuan.

Hal ini merupakan kebiasaan orang Aceh yang bila datang ke sebuah rumah atau suatu tempat, selalu penuh dengan sopan santun dan memuliakan masyarakat setempat. Begitu pula sebaliknya sebagai orang yang punya tempat, akan menyambut baik bila didatangi dan dikunjungi oleh tamu, sepanjang tamu tersebut datang dengan penuh sopan santun pula.

Saat ini acara Seumapa pada upacara Intat Linto atau Preh Linto sudah sangat jarang ditemukan. Hal ini disebabkan generasi sekarang sudah kurang menaruh perhatian terhadap adat dan budaya warisan leluhur. Disamping itu kader-kader yang mampu dalam seni Seumapa sudah sangat langka. Memang pada beberapa daerah masih ditemui satu atau dua orang yang mampu dan cukup lihai dalam Seumapa, tapi rata-rata mereka sudah berusia cukup tua. Tidak pernah terlahir lagi kader-kader Seumapa dari generasi muda.

Untuk mengatasi kelangkaan itu, maka dilakukan rekruitmen bagi generasi mudanya. Dalam acara rekruitmen pelatihan “Narit Maja/Seumapa” angkatan I & II se-Kota Langsa, beberapa bulan lalu, Kepala Sekretariat Majelis Adat Aceh Provinsi Aceh Drs Yusri Yusuf mengatakan, melalui pelatihan rekruitmen pembacaan Narit Maja/Seumapa diharapkan, masyarakat Aceh mau melakukan kegiatan adat serta melestarikannya. Menurutnya, apabila hal demikian dibiarkan tanpa kepedulian, sungguh sangat disayangkan, adat Seumapa ini, pada suatu saat akan punah dan lenyap sama sekali.

kedepan tidak tahu lagi, tidak mengerti dan tidak pernah menyaksikan apa dan bagaimana sebenarnya Seumapa pada sebuah perhelatan perkawinan dalam adat Aceh terutama pada kegiatan Intat Linto. Padahal kalau dilihat dari segi filosofi dan makna yang terkandung dalam acara tersebut sangat baik dan menarik, penuh dengan nasihat dan dakwah, serta mengandung nilai seni sebagai sebuah hiburan bagi masyarakat. Oleh karena itu, pelestariannya dirasakan sudah mendesak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar