var addthis_config = {"data_track_addressbar":true};

toneng.blogspot.com

Minggu, 09 Oktober 2011

Seni Bicara Sukseskan Anda

Fristi tak terlalu cantik, juga tak sangat seksi, tubuhnya pun tak terlalu tinggi. Tapi, jika dia memimpin rapat, atau menjadi duta perusahaan untuk bernegosiasi, ia selalu tampil memukau. Dia selalu berhasil, menguasai forum, dan kata-katanya selalu tampak matang dan meyakinkan.
Ada satu ucapan dari pakar komunikasi terkanal Amerika, Astrid French, yang kami kutip dalam bukunya yang berjudul Interpersonal Skills. Ia mengatakan, kematangan menguasai seni berbicara, akan membuat Anda tampak cantik dan memesona, dan menyukseskan semua urusan.
Seni bicara, itulah kuncinya. Memang, kita tak mungkin dapat berharap menjadi Oprah Winfrey. Tapi, setidaknya, bisa menjadi ujung tombak keberhasilan, karena setiap kita bicara, "hati dan seluruh tubuh kita ikut mengatakannya". Dan jika Anda ingin menjadi ahli berbicara dan memikat lawan bicara Anda, berikut tips kecil dari Astrid, yang bisa Anda coba.

Jika punya waktu senggang cobalah latihan kecil ini. Pasang tape recorder diam-diam dan ajak teman Anda bercakap-cakap dan membicarakan banyak hal, mulai dari yang menyedihkan, menyenangkan, sampai yang menegangkan. Pelajari hasil rekaman Anda. Apa yang Anda rasakan saat mendengar Anda terperanjat, terkekeh, marah, kaget dsb. Bagaimana nada bicara Anda, terlalu lembut, atau malah terlalu bernafsu? Perhatikan pula bagaimana perkembangan respon teman bicara Anda. Anda dengan mudah akan mendapat gambaran kesan tentang Anda saat berbicara. 

Belajarlah bersikap seperti ini jika sedang berbicara. Mata teduh namun terarah, bibir menyunggingkan senyum sedang dengan rahang yang rileks, sikap tubuh 'terbuka' artinya tidak membuat orang takut dan tidak membuat Anda disangka minder, pergunakan bantuan tangan, gerakan wajah serta leher, dan kerdipan mata untuk mewarnai ucapan-ucapan Anda. Kesan rileks bisa Anda dapatkan dengan latihan sesering mungkin. Pusatkan pada pokok masalah. Anda boleh mengambil jalur memutar dengan membicarakan banyak hal sebelum sampai ke pokok permasalahan. Namun bukan berarti Anda membuatnya tidak jelas. Perhatikan selalu respon pendengar. 

Pembicara yang baik adalah bila ia mampu mengikuti gelombang respon pendengarnya. Anda tentu tidak dapat berbicara dengan volume 9, jika pendengar Anda hanya mampu di volume 5. Kemampuan ini memang butuh seni percakapan tersendiri. Ibaratnya entertainer, ia akan tahu kapan penonton sedang antusias, bosan, atau terlena, sehingga ia dengan mudah memilih lagu-lagu yang tepat!
Nah, jika hal di atas Anda ikuti sebagai langkah awal, Anda kelak akan dapat belajar banyak lagi, dan mempraktekkannya, untuk menjadi si ahli bicara, yang amat memesona. (hwc/CN02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar